Screemo – Pembuat Humanoid Pertama di Indonesia mulai mencuri perhatian publik setelah munculnya robot humanoid yang dipamerkan dalam acara Hari Bhayangkara ke-79 oleh Polri. Namun teknologi ini sebenarnya bukan hal baru di Tanah Air. Sejumlah institusi pendidikan dan lembaga penelitian sudah mengembangkan teknologi serupa jauh sebelum robot Polri muncul ke publik. Salah satu contoh paling awal berasal dari mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang pada tahun 2016 memperkenalkan robot humanoid bernama Bimax. Robot ini memiliki kemampuan untuk mengenali wajah manusia dan merespons interaksi menggunakan bahasa Indonesia. Terobosan ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan kecerdasan buatan lokal yang mampu berkomunikasi dengan pengguna secara natural. Selain Binus, beberapa institusi lain juga telah mengembangkan teknologi serupa untuk edukasi, layanan publik, bahkan hiburan, menandakan bahwa potensi teknologi robotika Indonesia telah dimulai jauh sebelum robot Polri hadir.
Pembuat Humanoid Pertama di Indonesia berhasil menorehkan jejak melalui robot Bimax yang dikembangkan oleh mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara. Dirancang pada tahun 2016, Bimax adalah salah satu robot lokal pertama yang mampu mengenali wajah dan berbicara dalam bahasa Indonesia. Kelebihan ini menjadikan Bimax sebagai robot edukatif dan komunikatif yang cocok digunakan di berbagai bidang seperti pendidikan dan pelayanan masyarakat. Bimax menggunakan sistem pengenalan suara dari Google untuk memahami perintah suara yang diberikan pengguna. Struktur sistemnya terdiri dari dua bagian utama yaitu robot system yang mengontrol pergerakan motorik dan raspberry pi system yang menjadi otak dari proses pengenalan suara serta wajah. Teknologi ini memungkinkan Bimax untuk menjalankan instruksi berdasarkan input visual dan verbal secara simultan. Dengan kemampuannya yang canggih, Bimax menjadi bukti awal bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan robot humanoid berbasis AI yang mampu bersaing di tingkat global.
“Baca juga: Ngebut Tanpa Batas! Teknologi Kuantum Siap Bikin HP dan Laptop Terbang Kencang”
Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS Surabaya turut andil dalam pengembangan humanoid lewat robot yang diberi nama Ichiro. Tidak seperti robot humanoid milik Polri yang dirancang sebagai simbol teknologi, Ichiro dikembangkan secara mandiri oleh tim robotika ITS dan telah meraih berbagai prestasi dalam lomba robot tingkat nasional maupun internasional. Robot Ichiro menggunakan berbagai algoritma kecerdasan buatan untuk mendukung interaksinya dengan lingkungan sekitar. Sejak 2004, tim ITS sudah aktif mengembangkan teknologi robot, namun peningkatan signifikan terjadi pada 2014 saat AI mulai diintegrasikan ke dalam berbagai jenis robot termasuk edukasi, robot kapal, hingga robot layanan. Ichiro menjadi salah satu robot humanoid yang digunakan sebagai platform untuk menerapkan algoritma AI terbaru. Proses desain dan pemrogramannya terus dikembangkan oleh tim internal ITS, menjadikannya produk riset unggulan dalam bidang robotika nasional.
Pengalaman ITS dalam mengembangkan humanoid seperti Ichiro menjadi bekal kuat ketika bekerja sama dengan Ezra Robotics untuk menciptakan robot anjing bernama X30 dan Lite3. Kedua robot ini tampil dalam acara Hari Bhayangkara dan diprogram menggunakan software hasil pengembangan ITS. Berbeda dengan humanoid, robot anjing ini dirancang untuk kebutuhan keamanan seperti patroli di area berisiko tinggi. ITS menambahkan berbagai sensor seperti kamera inframerah, sensor suara, dan GPS untuk meningkatkan fungsionalitas robot. Semua data dari sensor diproses melalui sistem AI untuk menghasilkan respons cerdas terhadap lingkungan. Sistem komunikasi juga dirancang agar robot mampu memahami dialog manusia secara natural. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana pengalaman ITS dalam mengembangkan humanoid seperti Ichiro dimanfaatkan untuk berbagai jenis robot. Produk seperti X30 membuktikan bahwa riset robotika Indonesia sudah berada pada level yang cukup matang dan dapat diandalkan untuk kebutuhan riil di lapangan.
“Simak juga: Ketinggalan Jauh? Ini Fakta Mengejutkan Pendidikan Indonesia Dibanding Negara Maju!”
Melihat keberhasilan proyek seperti Bimax dari Binus dan Ichiro dari ITS, masa depan teknologi humanoid Indonesia menjanjikan. Inovasi dari mahasiswa dan peneliti muda mencerminkan semangat tinggi dalam menciptakan teknologi relevan dan solutif. Institusi pendidikan terus memberi dukungan nyata bagi kemajuan penelitian dan pengembangan robotika lokal. Kerja sama dengan pihak swasta mempercepat proses riset dan produksi robot humanoid di berbagai bidang. Robot humanoid Polri memang menarik perhatian, tetapi bukanlah awal dari perkembangan teknologi ini di Indonesia. Purwarupa humanoid sudah lama dikembangkan oleh kalangan akademik melalui riset bertahun-tahun. Bimax dan Ichiro adalah bukti bahwa potensi anak bangsa dalam teknologi ini sangat besar. Proyek-proyek sukses itu menjadi pijakan kuat bagi generasi muda untuk terus melangkah ke depan. Jika diberikan dukungan optimal, hasilnya bisa sangat berdampak secara nasional maupun internasional. Indonesia berpeluang besar menjadi pemain utama dalam ekosistem robot humanoid di dunia.