Screemo – Apple dan Samsung Kerja Sama untuk menciptakan teknologi sensor kamera yang disebut sebagai langkah revolusioner di industri smartphone. Kedua raksasa teknologi ini yang biasanya dikenal sebagai rival kini akan mengembangkan sensor gambar tiga lapis atau three layer stacked image sensor. Teknologi ini digadang mampu membawa kualitas fotografi ponsel ke tingkat yang belum pernah dicapai sebelumnya. Saat ini mayoritas sensor kamera di pasaran termasuk buatan Sony masih memakai struktur dua lapis yang memisahkan komponen penangkap cahaya dan komponen pemroses. Struktur baru dengan tiga lapisan ini diyakini akan memberikan kecepatan pemrosesan lebih tinggi serta efisiensi yang jauh lebih baik. Meski belum ada detail resmi dari kedua perusahaan, kehadiran teknologi ini diprediksi akan mengubah standar industri kamera ponsel di masa depan.
Apple dan Samsung Kerja Sama ini akan menghasilkan sensor kamera dengan tiga lapisan. Salah satu lapisan berfungsi sebagai memori atau DRAM. Penambahan memori ini mempercepat transfer data dari sensor ke prosesor. Hasil foto dan video dapat diproses dalam waktu lebih singkat. Sensor dua lapis yang umum digunakan memproses gambar secara bertahap. Metode bertahap membutuhkan waktu lebih lama dibanding teknologi baru. Dengan desain tiga lapis, pemrosesan dapat berlangsung simultan dan efisien. Kemampuan ini dibutuhkan untuk fitur fotografi modern seperti burst mode cepat. Video slow motion berkualitas tinggi juga sangat terbantu oleh teknologi ini. Pengambilan gambar dalam cahaya rendah akan menjadi lebih optimal. Kolaborasi ini diharapkan membawa pembaruan signifikan pada kualitas warna. Peningkatan detail dan akurasi gambar juga menjadi fokus utama perangkat generasi berikutnya.
“Baca juga: Samsung Galaxy A26 5G, Solusi Cerdas Biar Tugas Beres dalam Sekejap!”
Proyek kolaborasi ini akan memanfaatkan pabrik Samsung yang berlokasi di Austin Texas Amerika Serikat. Keputusan ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan fasilitas produksi yang mumpuni tetapi juga strategi bisnis untuk memenuhi kebijakan pemerintah Amerika Serikat. Dengan memproduksi sensor di wilayah AS Apple dapat menghindari tarif impor yang berlaku untuk produk dari luar negeri. Selain itu keberadaan pabrik di AS memudahkan koordinasi teknis antara tim Apple dan Samsung selama tahap pengembangan serta produksi. Sebelumnya Apple sangat bergantung pada Sony untuk suplai sensor kameranya. Namun Sony tidak memiliki fasilitas produksi di AS sehingga kolaborasi dengan Samsung menjadi langkah strategis yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Kerja sama ini menjadi bagian dari tambahan investasi Apple sebesar 100 miliar dollar AS yang diumumkan pekan sebelumnya. Dana investasi besar ini akan digunakan untuk bekerja sama dengan sekitar sepuluh perusahaan dan pabrik yang beroperasi di Amerika Serikat. Samsung menjadi salah satu mitra kunci dalam daftar tersebut. Investasi ini menunjukkan keseriusan Apple untuk memperluas dan memperkuat rantai pasokannya di dalam negeri Amerika Serikat. Selain alasan teknis keputusan ini juga bernilai politis karena sejalan dengan misi pemerintah AS untuk menghidupkan kembali industri manufaktur dalam negeri. Keuntungan lain dari produksi lokal adalah potensi pengiriman produk yang lebih cepat dan efisiensi logistik yang lebih tinggi.
“Simak juga: Nadia Putri Bikin Heboh Dunia, Buku Best-Sellernya Kini Jadi Film Internasional!”
Jika teknologi ini berhasil direalisasikan dan digunakan pada model iPhone yang direncanakan rilis pada tahun 2026 maka standar fotografi smartphone akan berubah drastis. Produsen lain kemungkinan akan terdorong untuk mengembangkan teknologi serupa atau mencari inovasi alternatif agar tetap kompetitif. Pasar smartphone premium akan semakin ketat persaingannya karena konsumen tentu tertarik pada kemampuan kamera yang lebih baik. Inovasi ini juga berpotensi memperkuat posisi Apple di segmen fotografi mobile yang selama ini menjadi salah satu daya tarik utamanya. Di sisi lain kerja sama ini membuka peluang kolaborasi teknologi lintas merek yang mungkin akan menjadi tren baru di industri teknologi global.